Senin, 21 September 2015

Mempertimbangkan IB Untuk Pembibitan Ayam

OKE Mempertimbangkan IB Untuk Pembibitan Ayam
Poultryindonesia.com, Tips. Peternakan ayam dalam negeri hingga saat ini masih menerapkan sistem kawin konvensional dengan cara sistem kawin alam, dimana satu pejantan dicampur dengan 8-10 ekor betina.
<?xml:namespace prefix = st1 ns = “urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags” />Ada berbagai alasan yang menjadikan tehnik ini masih dipakai hingga sekarang, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tehnik IB yang sebetulnya sangat sederhana ini kurang populer dikalangan masyarakat. Berikut ini beberapa tinjauan bagi aplikasi inseminasi buatan pada ayam sebagai sebuah alternatif dalam pembibitan ayam.<?xml:namespace prefix = o ns = “urn:schemas-microsoft-com:office:office” />

Tinjauan Genetik

Manfaat dari diterapkannya teknik IB adalah penurunan rasio pengguanaan pejantan. Dengan demikian hanya diperlukan sedikit pejantan  untuk mengawini betina. Penghematan penggunaan pejantan ini memungkinkan adanya seleksi genetik yang lebih besar dari pejantan-pejantan yang digunakan, sehingga tepat untuk menghasilkan lebih banyak sifat-saifat unggul secara genetik.

Tinjauan Fisiologik

Pada betina-betina dengan umur lebih dari  48 minggu terjadi penurunan fertilitas. hal ini dikarenakan induk mengalami  obesitas pada saat melewati umur tersebut. Penimbunan lemak pada bagian abdominal dapat menekan ovarium, sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Selain itu juga terjadi penurunan kemampuan betina dalam menenyimpan spermatozoa dalam oviduk betina dengan bertambahnya umur.

Hal serupa juga terjadi pada pejantan, pada umur yang sama juga terjadi penurunan  produksi spermatozoa. Untuk mengatasi keadaan tersebut, harus diinseminasikan spermatozoa dengan meningkatkan konsentrasinya.

Tinjauan Ekonomik

Tidak dapat disangkal, aplikasi IB memerlukan biaya ekstra. Namun, biaya ini dapat ditutupi dengan keuntungan pengurangan biaya operasional dari pengurangan penggunaan pejantan.
Disamping itu, aplikasi IB mampu meningkatkan fertilitas sebanyak 5-10% apabila teknis inseminasi dilakukan dengan tepat.

Tinjauan Teknik

Aspek  tehnik kerap kali menjadi kendala aplikasi IB, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal teknis berikut :
a. Kandang dan Perlengkapan.  Sebaiknya  konstruksi kandang dibuat agar mudah dibuka dan ditutup untuk melancarkan pekerjaan selama koleksi dan inseminasi.  Untuk perlengkapan yang digunakan, diusahakan agar sesederhana mungkin agar terjadi simultansi antara bagian-bagian pekerjaan.
b. Waktu IB. Karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang berperan dalam ovulasi dan waktu bertelur, IB sebaiknya dilakukan setelah ayam bertelur. Apabila IB dilakukan sebelumnya, fertilitas akan turun.
c. Dosis Spermatozoa, Pengencer dan penyimpanan.  Diperlukan konsentrasi 60-100 juta spermatozoa agar telur yang dihasilkan melalui IB tetap fertil.  Untuk ayam ras, dengan rata-rata konsentrasi spermatozoa 6-7 milyar sel/ml, setiap ml semen dapat di inseminasikan pada 25-35 ekor betina. Sementara itu pada ayam buras  dapat dibagikan setidaknya untuk 15 ekor betina. Pengencer digunakan sebagai penambah volume dan juga sebagai penyanggah. Semen harus digunakan 20-30 menit setelah koleksi. Apabila IB dilakukan lebih dari 30 menit setelah koleksi, maka harus ditambahkan ekstender atau disimpan pada refrigerator.
d. Frekuensi inseminasi dan Koleksi Semen. Dengan kemampuan alami ayam betina, maka inseminasi dilakukan 3 kali dalam 2 minggu pertama, selanjutnya cukup dilakukan tiap 1 minggu. Sementara itu koleksi semen dapat dilakukan 2-4 kali dalam seminggu.
e. Lokasi Deposisi Semen. Melihat struktur anatominya, deposisi sebaiknya dilakukan 3-4 cm ke dalam vagina, dengan demikian akan memudahkan terjadinya fertilisasi.
f. Seleksi Pejantan. Untuk mendapatkan pejantandengan kualitas spermatozoa terbaik, maka harus dilakukan uji spermatozoa secara mikroskopik 2-3 minggu sebelum inseminasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar