Senin, 21 September 2015

Mempertimbangkan IB Untuk Pembibitan Ayam

OKE Mempertimbangkan IB Untuk Pembibitan Ayam
Poultryindonesia.com, Tips. Peternakan ayam dalam negeri hingga saat ini masih menerapkan sistem kawin konvensional dengan cara sistem kawin alam, dimana satu pejantan dicampur dengan 8-10 ekor betina.
<?xml:namespace prefix = st1 ns = “urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags” />Ada berbagai alasan yang menjadikan tehnik ini masih dipakai hingga sekarang, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tehnik IB yang sebetulnya sangat sederhana ini kurang populer dikalangan masyarakat. Berikut ini beberapa tinjauan bagi aplikasi inseminasi buatan pada ayam sebagai sebuah alternatif dalam pembibitan ayam.<?xml:namespace prefix = o ns = “urn:schemas-microsoft-com:office:office” />

Tinjauan Genetik

Manfaat dari diterapkannya teknik IB adalah penurunan rasio pengguanaan pejantan. Dengan demikian hanya diperlukan sedikit pejantan  untuk mengawini betina. Penghematan penggunaan pejantan ini memungkinkan adanya seleksi genetik yang lebih besar dari pejantan-pejantan yang digunakan, sehingga tepat untuk menghasilkan lebih banyak sifat-saifat unggul secara genetik.

Tinjauan Fisiologik

Pada betina-betina dengan umur lebih dari  48 minggu terjadi penurunan fertilitas. hal ini dikarenakan induk mengalami  obesitas pada saat melewati umur tersebut. Penimbunan lemak pada bagian abdominal dapat menekan ovarium, sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Selain itu juga terjadi penurunan kemampuan betina dalam menenyimpan spermatozoa dalam oviduk betina dengan bertambahnya umur.

Hal serupa juga terjadi pada pejantan, pada umur yang sama juga terjadi penurunan  produksi spermatozoa. Untuk mengatasi keadaan tersebut, harus diinseminasikan spermatozoa dengan meningkatkan konsentrasinya.

Tinjauan Ekonomik

Tidak dapat disangkal, aplikasi IB memerlukan biaya ekstra. Namun, biaya ini dapat ditutupi dengan keuntungan pengurangan biaya operasional dari pengurangan penggunaan pejantan.
Disamping itu, aplikasi IB mampu meningkatkan fertilitas sebanyak 5-10% apabila teknis inseminasi dilakukan dengan tepat.

Tinjauan Teknik

Aspek  tehnik kerap kali menjadi kendala aplikasi IB, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal teknis berikut :
a. Kandang dan Perlengkapan.  Sebaiknya  konstruksi kandang dibuat agar mudah dibuka dan ditutup untuk melancarkan pekerjaan selama koleksi dan inseminasi.  Untuk perlengkapan yang digunakan, diusahakan agar sesederhana mungkin agar terjadi simultansi antara bagian-bagian pekerjaan.
b. Waktu IB. Karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang berperan dalam ovulasi dan waktu bertelur, IB sebaiknya dilakukan setelah ayam bertelur. Apabila IB dilakukan sebelumnya, fertilitas akan turun.
c. Dosis Spermatozoa, Pengencer dan penyimpanan.  Diperlukan konsentrasi 60-100 juta spermatozoa agar telur yang dihasilkan melalui IB tetap fertil.  Untuk ayam ras, dengan rata-rata konsentrasi spermatozoa 6-7 milyar sel/ml, setiap ml semen dapat di inseminasikan pada 25-35 ekor betina. Sementara itu pada ayam buras  dapat dibagikan setidaknya untuk 15 ekor betina. Pengencer digunakan sebagai penambah volume dan juga sebagai penyanggah. Semen harus digunakan 20-30 menit setelah koleksi. Apabila IB dilakukan lebih dari 30 menit setelah koleksi, maka harus ditambahkan ekstender atau disimpan pada refrigerator.
d. Frekuensi inseminasi dan Koleksi Semen. Dengan kemampuan alami ayam betina, maka inseminasi dilakukan 3 kali dalam 2 minggu pertama, selanjutnya cukup dilakukan tiap 1 minggu. Sementara itu koleksi semen dapat dilakukan 2-4 kali dalam seminggu.
e. Lokasi Deposisi Semen. Melihat struktur anatominya, deposisi sebaiknya dilakukan 3-4 cm ke dalam vagina, dengan demikian akan memudahkan terjadinya fertilisasi.
f. Seleksi Pejantan. Untuk mendapatkan pejantandengan kualitas spermatozoa terbaik, maka harus dilakukan uji spermatozoa secara mikroskopik 2-3 minggu sebelum inseminasi


Inseminasi Buatan untuk Pengembangan Ayam Kampung

OKE Inseminasi Buatan untuk Pengembangan Ayam Kampung
article-image
Problema utama dalam pengembangan ayam kampung sebagai salah satu plasma nutfah Indonesia, ialah kelangkaan bibit (DOC) yang berkualitas dan dalam jumlah yang dibutuhkan setiap saat. Prof. Ismaya, MSc, Ph D, Kepala Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Fapet UGM mengatakan sudah saatnya pemerintah peduli dengan kondisi ternak lokal Indonesia yang kian memprihatinkan. Penyelamatan ternak lokal, bahkan satwa liar bisa terbantu dengan adanya teknologi kawin suntik.
Dalam pembibitan ayam kampung, teknologi inseminasi buatan  (IB) atau istilah kerennya “Artificial Insemination” yang dikenal juga dengan istilah “kawin suntik”, adalah pilihan yang sangat tepat mengingat beberapa keuntungan yang diperoleh para peternak pembibit (breeder), antara lain penggunaan pejantan lebih sedikit yang berarti penghematan sapronak alias biaya, memungkinkan dilakukannya seleksi & persilangan antar induk yang memiliki mutu genetik unggul sehingga dapat diperoleh DOC Komersial Prima untuk tujuan tertentu (telur / daging).
Masalah pada perkawinan alami
Dalam usaha yang diarahkan untuk memproduksi ayam kampung pedaging komersial dalam jumlah banyak, seragam dalam waktu yang relatif singkat, maka teknologi inseminasi buatan yang dipadukan dengan pemeliharaan sistem baterai menjadi solusinya, dibandingkan dengan kawin alami dan sistem koloni (postal) di mana perkawinan tergantung aktivitas pejantan yang bersangkutan, sulit mengetahui mana pejantan/induk betina berkualitas, penyebaran penyakit oleh pejantan lebih mudah, jantan cacat masih dimanfaatkan dan asupan pakan induk menjadi berkurang karena dikonsumsi pejantan secara berlebih, yang dampaknya produksi telur yang dihasilkan rendah, fertilitas telur rendah, di samping sulit mengisolasi induk yang masih memiliki kebiasaan mengeram dan kurang produktif.
Dengan sistem kandang baterai, kualitas sperma pejantan akan lebih baik karena nutrisi pakan pejantan terperhatikan, di samping mampu mengeliminir persaingan antara pejantan dalam memperebutkan pakan dan pasangan betinanya. Fertilitas telur pada kawin suntik lebih tinggi dari kawin alami.

Pelaksanaan kawin suntik pada ayam
Ir. Bambang Krista & Ir. Bagus Harianto (2010), perintis pembibit ayam kampung yang sudah lama malang melintang dan berpengalaman mengenai kawin suntik, mengemukakan beberapa tahap yang harus dipersiapkan dan dikerjakan pada kawin suntik, antara lain:
1.     1.      Memilih induk berkualitas
-        Berasal dari ayam kampung yang berproduksi telur tinggi.
-        Umur minimum 8 bulan (≥ 30 minggu), karena kualitas telur sudah maksimal dalam arti fertilitasnya sudah tinggi dan produktivitas telur sudah stabil. Fertilitas pada umur 32 minggu sampai 50 minggu di atas 90%.
-        Ayam induk tidak cacat, segar dan lincah.

1.     2.      Memilih pejantan berkualitas
-           Postur tubuh tinggi besar, kaki kuat, sehat, tidak cacat dan lincah.
-           Umur minimal 1 tahun (Masa produktif pejantan memproduksi sperma umur 1 s/d 3 tahun.
3.   Perawatan Induk Betina
-           Komposisi pakan induk betina harus cukup nutrisi, bisa dipakai campuran 30% konsentrat   pabrikan, 30% gagung giling dan 40% dedak halus. Pemberian pakan dewasa cukup 80 gram/ekor/hari.
-           Berikan air minum yang bersih dan cukup.
-           Ciptakan situasi dan kondisi tenang di sekitar farm, karena ayam kampung peka terhadap suasana gaduh dan mudah stress.

4.   Perawatan pejantan
-           Komposisi pakan pejantan sama dengan induk betina.
-           Pemberian pakan pejantan dewasa 110 gram/ekor/hari, diperlukan untuk memproduksi sperma.
-           Berikan hijauan untuk penambah stamina berupa irisan daun papaya, tauge yang dicampur merata waktu pemberian pakan.  Juga berikan 1 butir telur mentah + ½ sendok madu tiap minggu, yang diberikan pada saat pemberian pakan.
-           Selama 15 – 20 hari elus dari pangkal leher atas sampai pangkal ekor tiap hari secara perlahan-lahan untuk melancarkan pejantan mengeluarkan spermanya.

5.   Persiapan peralatan kawin suntik
Hal-hal yang perlu disediakan, antara lain:
-           Garam Fisiologis (NaCl 5% Fisiologis) sebagai pengencer sperma.
-           Tabung plasma darah steril ukuran 2 ml sebagai pencampur sperma dan NaCl.
-           Syringe Spuit steril 1 ml untuk memasukan sperma ke vagina betina.
-           Syringe Spuit steril 2 – 3 ml untuk mengencerkan sperma.
-           Tissue Gulung.
-           1 (satu) buah Thermos Es.
-           Alkohol 70%, untuk mensterIl spuit.

6.   Proses Kawin Suntik
Tahap pelaksanaan kawin suntik, sebagai berikut:
-           Bersihkan dan sterilkan dengan alcohol 70% spuit yang akan dipakai.
-           Bersihkan dengan menggunakan tisue kloaka pejantan agar sperma yang keluar tidak tercampur kotoran ayam.
-           Elus-elus pangkal leher sampai ekor, untuk merangsang pejantan mengeluarkan spermanya. Tampung sperma pada tabung plasma darah steril yang tersdia.
-           Campur sperma dengan NaCl 5% Fisiologis dengan perbandingan 1 : 10 hingga merata. (Biasanya diperoleh 2 ml sperma / ekor pejantan dan ini bisa digunakan untuk membuahi 25 ekor induk betina.
-           Ambil 1 ml campuran larutan sperma dan NaCl dengan Syringe Spuit, masukkan ke vagina induk betina via kloaka.
-           Lakukan kawin suntik 3 hari berturut-turut, hari ke-4 diharapkan telur sudah fertil. Selanjutnya kawin suntik dilakukan 2 kali / minggu.
-           Waktu pelaksanaan kawin suntik, pada sore hari karena waktu peneluran pagi hari sudah berlalu sehingga pemasukan sperma tidak terhalang telur yang akan keluar.

7.   Yang harus diperhatikan pada kawin suntik
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada kawin suntik ayam kampung, antara lain :
a)      Induk betina dan pejantan harus dalam kondisi sehat.
b)     Semua peralatan dalam keadaan steril.
c)      Petugas pelaksana harus sehat, sudah terlatih, disiplin dan mampu bekerja cepat.
d)     Jadwal kawin suntik sudah ditetapkan dan jangan berubah-ubah.
e)      Sediakan masker, sarung tangan, verpaak, sepatu boath dan topi khusus untuk petugas


Selasa, 15 September 2015

Persiapan Bahan dan alat untuk memulai beternak ayam kampung


breeder postal

Pre-chick in

       Pra-chick in disebut juga dengan masa persiapan kandang sebelum chick in (Ayam Masuk). Persiapan kandang merupakan tahap penting dalam pemeliharaan ayam karena tujuan utama dari manajemen pra-chick in adalah untuk menghindari timbulnya infeksi penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomis yang cukup besar. Dalam tahap ini ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu:

1.   Biosekuriti yang ketat

2.   Pembersihan kandang dan desinfeksi kandang.

3.   Pencucian alat pakan dan minum dengan bersih.

4.   Lakukan pembersihan lingkungan kandang.

5.   Persiapan peralatan dan perlengkapan kandang

6.   Bahan sekam

Bahan sekam yang dapat digunakan antara lain sekam padi, jerami, serutan kayu halus dan kertas. Sekam padi merupakan bahan sekam yang paling sering digunakan. Sebelum dimasukkan kedalam kandang, sekam dipastikan benar-benar kering sehingga tidak mudah berjamur.
1.    Tempat ransum dan breeder
Peternak harus menyesuaikan peralatan yang dibutuhkan sesuai jumlah DOC tiap kandang dan disesuaikan dengan kapasitas masing-masing peralatan. Usahakan agar jumlahnya tidak kurang dari kebutuhan agar mengurangi terjadinya persaingan antar ayam baik dalam hal pakan, air minum maupun ruang gerak. Cek semua peralatan untuk memastikan semua alat berfungsi optimal.
Nyalakan pemanas 1-3 jam pada breeder sebelum chick in. Tujuannya agar panas sudah menyebar merata baik udara, sekam maupun air minum. Tindakan ini juga akan mengusir gas amonia, menghangatkan udara dan air minum serta menurunkan kelembaban sekam.
Chick in
2.            Pemberian Nutrisi
Sediakan cairan elektrolit untuk mengganti energi yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Bersamaan dengan itu, berikan pula ransum. Pemberian yang sedikit demi sedikit akan lebih baik daripada sekaligus dalam satu kali pemberian. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut sehingga nafsu makan ayam tetap tinggi. Keuntungan lain saat memberi ransum yaitu peternak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam. Berikan air minum biasa setelah cairan elektrolit habis atau 1-2 jam setelah chick in. Dan dilakukan pengecekan ulang dalam jangka waktu 5 jam.
2.               Modifikasi Lingkungan
Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu breeder apakah sudah nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi DOC. Jika sekam terlalu panas, DOC biasanya akan berkumpul jauh dari breeder. Suhu kandang breeder ideal berkisar antara 31-330C. Sebaliknya jika sekam terlalu dingin. Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan meringkuk.


Seluruh kegiatan manajemen baik  Pre-chick in maupun chick in berkontribusi untuk menciptakan kondisi DOC yang sehat dan mampu menghasilkan produktivitas optimal, karena manajemen awal ini juga sangat menentukan keberhasilan periode pemeliharaan ayam berikutnya. DOC yang terserang penyakit sejak awal, tidak akan mampu berproduksi optimal dan hal ini tentu akan sangat merugikan peternak. Oleh karena itu, segera terapkan manajemen pre-chick in dan chick in dengan baik dan benar.
3.            Perawatan Harian pada Masa Breeder
Perawatan yang benar hasilnya pun maksimal. Tentunya hal itu harus benar-benar kita perhatikan, terutama pada masa breeder. Masa breeder adalah masa yang paling menentukan masa selanjutnya. Hal itu  dikarenakan pada masa ini organ vital ayam akan terbentuk. Semakin sempurna organ vital ayam, maka semakin maksimal nutrisi yang dimakan akan terserap oleh tubuh ayam. Hal kedua adalah karena semakin baik nutrisi yang terserap pada masa awal pertumbuhan, maka sistem kekebalan tubuh ayam akan terbentuk sempurna, sehingga pada masa-masa selanjutnya ayam akan lebih kebal dari serangan berbagai macam penyakit yang akan menganggu pertumbuhan dan kesehatan ayam.
Berikut ini adalah langkah-langkah perawatan harian yang harus diperhatikan:
1.    Menjaga suhu dalam kandang breeder sesuai kebutuhan DOC. Kita harus tahu bagaimana ciri-ciri DOC merasa kedinginan atau kepanasan dan tahu cara mengatasinya.
2.    Menjaga sirkulasi udara agar mudah keluar dan masuk kandang Oksigen yang cukup akan membantu metabolisme dalam tubuh ayam. Kita harus bisa menjaga ketersediaan oksigen untuk anak ayam.
3.    Menjaga intensitas cahaya dalam kandang. Perlu diketahui bahwa ayam akan malas bila cahaya disekitarnya kurang. Oleh karena itu pastikan cahaya dalam kandang mencukupi.
4.    Selalu memastikan kebutuhan pakan terpenuhi, jangan berlebihan namun jangan sampai kekurangan. Kita harus mampu memperkirakan jumlah pakan yang akan kita berikan sampai waktu selanjutnya kita akan memberikanya lagi.
5.    Selalu memastikan kebutuhan minum tercukupi sampai waktu nanti kita mengganti dan membuang sisanya. Perlu kita ingat apa bila kita menambahkan vitamin atau obat dalam minuman, kita harus tahu berapa lama zat aditif itu akan bertahan sifatnya dalam air. Jangan sampai justru akan berubah menjadi zat yang berbahaya bagi tubuh anak ayam.
6.    Menjaga kebersihan peralatan pakan dan minum. Sebaiknya tempat pakan selalu di cek kebersihanya, apabila dirasa perlu kita sebaiknya membuang sisa pakan dan mencucinya. Sedang tempat air minum sebaiknya dicuci setiap kali kita mengganti air minumnya, karena terkadang tempat air yang telah digunakan akan timbul lendir yang akan menjadi biofilm tempat perlindungan bakteri.
7.    Memastikan kandang dalam keadaan bersih baik diluar ataupun dalam kandang. Juga tahu bagaimana cara mengatasi amoniak yang berlebihan dalam kandang.
MACAM-MACAM KANDANG BREEDER
Alat yang digunakan:
1.    Tempat pakan nampan
Wadah nampan doc




Keterangan:
Digunakan pada usia 1-7 hari. Untuk mempermudah DOC mengenali pakan.
Per 100 ekor minimal 1 buah (lebih banyak lebih baik)
2.            Tempat pakan putar (baby chick feeder)
Baby Chick feeder





Keterangan:
Digunakan pada usia 8-21 hari. Digunakan untuk menjaga ketersediaan pakan, dan perernak tidak terlalu sering ke kandang breeder.
Per 100 ekor minimal 1 buah (lebih banyak lebih baik)
3.            Tempat minum kecil
Tempat air minum ayam




Keterangan:
Tempat minum yang digunakan maksimal kapasitas 3 liter. Hal ini dilakukan agar ayam bisa mrngapai tempat penampung air dan ayam tidak masuk ke dalam tempat penampung air.
Kebutuhan:
Per 100 ekor minimal 1 buah (lebih banyak lebih baik)
4.            Papan ganjal/gantungan
Keterangan:
Digunakan untuk mengatur ketinggian tempat minum, agar kaki ayam tidak mengapai tempat penampung air.
Ganjal              : tinggi 2 cm x panjang alas tempat minum
Gantungan      : dapat diatur ketinggianya
Kebutuhan:
Disesuaikan dengan jumlah tempat minum
Perlengkapan:
1.    Lampu penerangan
lampu penerangan




Kebutuhan:
Per ruangan diberi satu penerangan dengan daya minimal 15 watt.
2.            Pemanas
3.    Pemanas lampu
Kebutuhan:
Per meter persegi diberikan 1 buah fitting pemanas dengan daya minimal 60 watt.
1.    Pemanas infra red
gasolex




Kebutuhan:
Dapat digunakan untuk memanasi DOC maksimal 1000 ekor dengan energi gas melon 3 kg per 24 jam.
3.            Kertas Koran
kertas koran

4.            Litter/sekam padi
5.    Desinfektan
Susunan alas padakandang breeder:
1.    Koran atau plastic
2.    Masukan sekam setebal 1 cm
3.    Lapisi kembali dengan Koran

Kunci Sukses Ternak Ayam Jawa Super


Ayam Jawa Super



Ayam Jawa Super atau yang biasa disebut dengan istilah Ayam JOPER sudah sangat familiar di telinga kita, Ternak Ayam Jawa Super merupakan peluang usaha yang cukup menggiurkan, utamanya para pebisnis di ranah ayam buras. Telah diketahui bersama bahwa Ayam Jawa Super merupakan hasil persilangan ayam jawa atau ayam kampung yang memiliki kualitas genetik tinggi dan telah mengalamai pemuliabiakan sehingga performa pertumbuhannya lebih baik dari ayam jawa kebanyakan. Entah kenapa kebanyakan dari kita lebih sering menyebutnya dengan Ayam Jawa Super,atau mungkin karena orang jawa sangat sering menamakan sesuatu hal yang berada di jawa dengan akhiran kata “jawa”, seperti gula jawa,ayam jawa,bebek jawa,dan sesuatu hal lain yang berada di pulau jawa.
Pada tulisan kali ini kami akan membahas mengenai kunci sukses dalam beternak ayam jawa super. Telah banyak pengunjung yang meminta kepada kami untuk  menampilkan artikel yang membahas mengenai analisa usaha ternak ayam jawa super, semoga artikel kali ini dapat memuaskan para pecinta ternak ayam jawa super indonesia.  Dewasa iniAyam Jawa Super menjadi peluang usaha baru yang sangat menggiurkan, karena permintaan daging ayam kampung meningkat secara signifikan. Akan tetapi dalam kenyataanya budidaya ternak ayam jawa menemui berbagai kendala,utamanya yaitu pertumbuhan yang cenderung lambat dan bobot yang tidak maksimal. Dengan berbagai teknologi ternak terbaru, kini hadir ayam jawa super yang secara nyata mampu memperpendek masa pemeliharaan panen,yaitu hanya 55-60hari.
Waktu panen yang relatif cepat pada ayam jawa super memberikan keuntungan yang cukup tinggi diantaranya tingkat kematian yang relatif kecil, penghematan biaya pemeliharaan dan pakan.  Ayam Jawa super merupakan hasil persilangan terbaru yang melibatkan teknologi pemuliabiakan ternak terbaru sehingga didapatkan pertumbuhan yang cepat dan memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung. Harga jual ayam jawa super lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Ras, harga berkisar antara 22rb-25rb menurut riset pasar selama tahun 2011-2013. Penentu harga ayam kampung tetap mengikuti kaidah hukum ekonomi yaitu keadaan pasar, penawaran dan permintaan.


Tehnik Pemeliharaan ayam Jawa Super relatif mudah dan simpel, kandang yang dibutuhkan tidaklah harus dibuat dengan biaya tinggi. Prinsipnya yaitu kandang kering, alas tidak basah dan lembab,sirkulasi cukup dan usahakan kandang dengan tipe postal/lantai semen. Cocok untuk usaha sampingan yang memiliki pekerjaan utama yang lain, pemberian pakan pagi dan sore disesuaikan sesuai kebutuhan. Vitamin, obat-obatan, dan vaksinasi juga perlu untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan mencegah penyakit.
Analisa Usaha Ternak Ayam Jawa Super
Berikut analisa usaha ternak Ayam Jawa Super per 500 ekor, rekomendasi pemeliharaan min 500 ekor karena tenaga yang digunakan untuk memelihara 100 dan 500 ekor tidak jauh berbeda,jadi alangkah lebih baik langsung 500 ekor agar untung juga bisa lebih terasa.
A. Biaya Operasional
No
Keterangan
Harga Satuan
Jumlah Unit
Jumlah
1
Pembelian bibit Ayam Jawa super
Rp. 4.200
500 ekor
Rp. 2.100.000
2
Pakan
Rp. 305.000
20 Sak
Rp. 6.100.000
3
Vitamin dan Vaksin
Rp. 150.000
Rp. 150.000
Jumlah
Rp 8.350.000,-
B. Hasil
Angka kematian standar berkisar antara 5-10%, ambil saja 20 ekor mengalami kematian, maka pada saat panen jumlahnya 480 ekor dengan berat rata-rata 0,9kg atau 9 ons.
Harga ayam terendah adalah Rp 20.000,-/kg (biasanya karena dampak permintaan turun, tahun 2013 terjadi di bulan januari-maret). Fluktuasi harga antara Rp 22.000,- s.d Rp. 25.000,- per kilogram (kg).
No
Keterangan
Harga
Jumlah Kilo
Jumlah Uang
1
Penjualan Ayam
Rp 24.000/kg
0.95kg x 480 = 456 kg
10.944.000
Jumlah
Rp 10.944.000,-

Keuntungan
= Pemasukan-Pengeluaran
= Rp 10.944.000-Rp.8.350.000
= Rp. 2.594.000
Data yang kami berikan berdasarkan harga pasar terbaru dan terupdate bulan ini (mei 2013) di kota Yogyakarta, di tempat lain disesuaikan.
Demikian beberapa gambaran mengenai prospek usaha ternak ayam jawa super, semoga dapat bermanfaat dan salam sukses untuk kita semua.