OKE Mempertimbangkan
IB Untuk Pembibitan Ayam
Poultryindonesia.com, Tips. Peternakan ayam dalam negeri hingga saat ini masih menerapkan
sistem kawin konvensional dengan cara sistem kawin alam, dimana satu pejantan
dicampur dengan 8-10 ekor betina.
<?xml:namespace prefix = st1 ns =
“urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags” />Ada berbagai alasan yang menjadikan tehnik ini masih dipakai hingga
sekarang, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tehnik IB yang sebetulnya
sangat sederhana ini kurang populer dikalangan masyarakat. Berikut ini beberapa
tinjauan bagi aplikasi inseminasi buatan pada ayam sebagai sebuah alternatif
dalam pembibitan ayam.<?xml:namespace prefix = o ns = “urn:schemas-microsoft-com:office:office”
/>
Tinjauan Genetik
Manfaat dari diterapkannya teknik IB adalah penurunan rasio
pengguanaan pejantan. Dengan demikian hanya diperlukan sedikit pejantan untuk mengawini betina. Penghematan penggunaan
pejantan ini memungkinkan adanya seleksi genetik yang lebih besar dari
pejantan-pejantan yang digunakan, sehingga tepat untuk menghasilkan lebih
banyak sifat-saifat unggul secara genetik.
Tinjauan Fisiologik
Pada betina-betina dengan umur lebih dari 48 minggu terjadi penurunan fertilitas. hal
ini dikarenakan induk mengalami obesitas pada saat melewati umur tersebut. Penimbunan lemak pada
bagian abdominal dapat menekan ovarium, sehingga menghambat terjadinya ovulasi.
Selain itu juga terjadi penurunan kemampuan betina dalam menenyimpan
spermatozoa dalam oviduk betina dengan bertambahnya umur.
Hal serupa juga terjadi pada pejantan, pada umur yang sama juga
terjadi penurunan produksi spermatozoa.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, harus diinseminasikan spermatozoa dengan
meningkatkan konsentrasinya.
Tinjauan Ekonomik
Tidak dapat disangkal, aplikasi IB memerlukan biaya ekstra.
Namun, biaya ini dapat ditutupi dengan keuntungan pengurangan biaya
operasional dari pengurangan penggunaan pejantan.
Disamping itu, aplikasi IB mampu meningkatkan fertilitas
sebanyak 5-10% apabila teknis inseminasi dilakukan dengan tepat.
Tinjauan Teknik
Aspek tehnik kerap kali
menjadi kendala aplikasi IB, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal teknis
berikut :
a. Kandang dan Perlengkapan. Sebaiknya konstruksi kandang
dibuat agar mudah dibuka dan ditutup untuk melancarkan pekerjaan selama koleksi
dan inseminasi. Untuk perlengkapan
yang digunakan, diusahakan agar sesederhana mungkin agar terjadi simultansi
antara bagian-bagian pekerjaan.
b. Waktu IB. Karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal
yang berperan dalam ovulasi dan waktu bertelur, IB sebaiknya dilakukan setelah
ayam bertelur. Apabila IB dilakukan sebelumnya, fertilitas akan turun.
c. Dosis Spermatozoa, Pengencer dan penyimpanan. Diperlukan konsentrasi 60-100 juta spermatozoa
agar telur yang dihasilkan melalui IB tetap fertil. Untuk ayam ras, dengan
rata-rata konsentrasi spermatozoa 6-7 milyar sel/ml, setiap ml semen dapat di
inseminasikan pada 25-35 ekor betina. Sementara itu pada ayam buras dapat dibagikan
setidaknya untuk 15 ekor betina. Pengencer digunakan sebagai penambah
volume dan juga sebagai penyanggah. Semen harus digunakan 20-30 menit setelah
koleksi. Apabila IB dilakukan lebih dari 30 menit setelah koleksi, maka harus
ditambahkan ekstender atau disimpan pada refrigerator.
d. Frekuensi inseminasi dan Koleksi Semen.
Dengan kemampuan alami ayam betina, maka inseminasi dilakukan 3 kali dalam 2
minggu pertama, selanjutnya cukup dilakukan tiap 1 minggu. Sementara itu
koleksi semen dapat dilakukan 2-4 kali dalam seminggu.
e. Lokasi Deposisi Semen. Melihat struktur
anatominya, deposisi sebaiknya dilakukan 3-4 cm ke dalam vagina, dengan
demikian akan memudahkan terjadinya fertilisasi.
f. Seleksi Pejantan. Untuk mendapatkan
pejantandengan kualitas spermatozoa terbaik, maka harus dilakukan uji
spermatozoa secara mikroskopik 2-3 minggu sebelum inseminasi